RIKY
HAMBALI SAMOSIR
161301100
MOTIVASI,
PROSES KOGNITIF DAN TUJUAN INSTRUKSIONAL
resume 5
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI, PROSES KOGNITIF,
DAN TUJUAN INSTRUKSIONAL
Motivasi adalah dorongan untuk mencapai
tujuan tertentu. Dorongan itu bisa saja berbentuk: antusiasme, harapan dan
semangat. Semua yang kita lakukan setiap hari senantiasa dibayangi oleh adanya
motivasi. Misalnya, seorang karyawan yang bekerja tentu saja memiliki motivasi
bekerja, begitu pula seorang atlet memiliki motivasi bertanding, seorang
pelajar dengan motivasi belajar, dan lain sebagainya.
Motivasi ialah suatu proses untuk
menggalakkan sesuatu tingkah laku supaya dapat mencapai matlumat-matlumat yang
tertentu. Konsep motivasi memang susah difahami kerana kesannya tidak dapat
diketahui secara langsung. Seseorang guru terpaksa melibatkan proses pelbagai
motif kelakuan seseorang yang diukur dari segi perubahan, keinginan, keperluan
dan matlamatnya.
fenomena kejiwaan yang mendorong seseorang
untuk bertingkah laku demi mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dituntut
oleh lingkungannya. Motivasi dapat bersumber dari fungsi kognitif dan fungsi
afektif. Motif Kognitif lebih menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi
dan untuk mencapai tujuan tertentu. Motif ini mendorong manusia untuk belajar
dan ingin mengetahui.
Motif Afektif lebih menekankan aspek perasaan
dan kebutuhan individu untuk mencapai tingkat emosional tertentu. Motif ini
akan mendorong manusia untuk mencari dan mencapai kesenangan dan kepuasan baik
fisik, psikis dan sosial dalam kehidupannya dan individu akan menghayatinya
secara subyektif. Pada lanjut usia, motivasi baik kognitif maupun afektif untuk
mencapai/memperoleh sesuatu cukup besar, namun motivasi tersebut seringkali
kurang memperoleh dukungan kekuatan fisik maupun psikologis, sehingga hal-hal
diinginkan banyak berhenti di tengah jalan.
Motivasi adalah karakteristik psikologi
manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini
termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah
laku manusia dalam arah tekad tertentu. (Stoner& Freeman, 1995:134)
Motivasi menurut Ngalim Purwanto (2000:60) adalah bahwa motivasi adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah
perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau
menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku (Sbortell & Kaluzny,
1994:59)
Menurut
McDonald, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perumusan
ini mengandung tiga unsure yang saling berkaitan sebagai berikut :
a.
Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
b.Motivasi
ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal)
c.
Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari berbagai macam definisi motivasi,
Stanford (1970), ada tiga point penting dalam pengertian motivasi yaitu
hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya
sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisologis maupun psikologis.
Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi, sedangkan tujuan
adalah akhir dari satu siklus motivasi (Luthans, 1988:184).
Suatu prinsip dalam tingkah laku ialah bahwa
individu selalu mengambil jalan terpendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa
mungkin berpandangan di dalam kelas para siswa harus mengabdikan dirinya kepada
penguasaan kurikulum. Akan tetapi, para siswa tidak selalu melihat tugas-tugas
sekolah sebagai jalan terbaik yang menuju kearah kebebasan, produktovotas,
kedewasaan, atau apa saja yang dipandang mereka sebagai perkembangan yang
disukai. Dalam hubungan ini tugas guru adalah menolong mereka memilih topic,
kegiatan atau tujuan yang bermanfaat, baik untuk jangka panjang maupun untuk
jangka pendek.
Pengaruh Motif
Untuk memahami motif manusia perlu kiranya
ada penilaian terhadap keinginan dasar yang ada pada semua semua perkembangan
manusia yang normal. Sebagai bantuan terhadap proses perkembangan sejak lahir
dan seterusnya, tingkah laku manusia itu dipengaruhi oleh sekumpulan keinginan
dan cita-cita yang potensial yang bekerja sebagai daya pendorong dan penggerak
dalam kegiatan hidupnya.
Dorongan tingkah laku yang relative sederhana
pada permulaan masa kanak-kanak akan bertambah banyak dan komplek bilaman
individu telah dewasa dan mengalami pergaulan hidup yang lebih luas dan
berbeda. Pada umumnya sebagai hasil pendidikan, seseorang terdorong untuk
memnuhi kebutuhan cita-citanya, ataupun mencapai kepuasan pribadi dalam
kegiatan yang diinginkan oleh masyarakat.
Ada beberapa pengaruh motif yang menjadi
factor kuat dalam belajar, diantaranya:
a. Motif
mendorong si pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajarnya. Motif disini banyak
mendorong anak untuk menguasai berbagai bahan pelajaran.
b. Motif
bertindak sebagai penyaring (selector) jenis kegiatan yang diikuti dan
dilakukan orang. Misalnya surat kabar akan berbeda-beda artinya bagi setiap
orang.
c. Motif
mengarahkan tingkah laku. Artinya jika pengarah dalam proses belajar. Si
pelajar harus dibantu agar mau belajar apa yang mau dipelajari dan untuk
mengetahui makna kegiatan belajarnya.
Guru merupakan penggerak kegiatan belajar
para siswanya. Ia harus menyusun suatu rencana tentang cara-cara melakukan
tindakan serta mengumpulkan bahan-bahan yang dapat membangkitkan serta menolong
para siswa agar mereka terus melakukan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar.
Guru seringkali menggunakan insentif untuk
memberi motivasi pada siswa u8ntuk mencapai tujuan pengajaran. Insentif akan
bermanfaat jika mengandung tujuan yang akan memberikan kepuasan terhadap
kebutuhan psikologis anak. Itu sebabnya guru harus kreatif dan imajinatif dalam
menyediakan insentif yang tepat.
Ada dua faktor yang menjadi tenaga penggerak
bagi para siswa dalam belajar yaitu motivasi ekstrinsik, yakni motivasi yang
berasal dari luar diri siswa dan motivasi instrinsik yang berasal dari dalam
diri siswa itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini sengaja diciptakan oleh
lingkungan di luar anak, bisa oleh guru, orang tua atau pemerintah. Berbeda
dengan motivasi intrinsik yang menekankan kepada bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
Salah satu contoh dalam menumbuhkan motivasi metode
reward dan punishment seringkali digunakan oleh para guru ataupu orang tau,
yang harus diperhatikan bahwa metode pemberian hadiah dan hukuman hanyalah
merupakan perantara, untuk menuju metode pendidikan yang lebih baik, yaitu
menumbuhkan motivasi intrinsic. Jika seorang anak mampu memunculkan motivasi
intrinsic ini, maka akan memilki kemampuan untuk mengelola dan mengatur dirinya
sehingga tidak tergantung dorongan dan bantuan orang lain.
Fungsi motivasi dari uraian diatas
menunjukkan bahwa motivasi mendorong timbulnya perilaku dan mempengaruhi serta
mengubah perilaku. Jadi fungsi motivasi ialah :
- Mendorong timbulnya perilaku atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
- Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
- Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Membangkitkan Motivasi Belajar Anak
Ada dua cara yang dapat dipakai untuk membangkitkan
motivasi belajar anak didik. Pertama, guru ikut terlibat dalam kehidupan anak
didik. Salah satu bukti guru mengasihi anak didik adalah dengan melibatkan
dirinya dalam kehidupan mereka. Kerelaan dan ketulusan guru untuk melayani
mereka secara pribadi juga akan mendorong untuk memberikan waktu bagi anak
didiknya dan mendengarkan keluh kesah mereka. Ia akan berusaha memahami
permasalahan yang dihadapi termasuk juga melakukan kunjungan pribadi. Perbuatan
kasih yang demikian akan dirasakan oleh anak didik. Mereka akan mampu
membedakan mana perbuatan gurunya yang dilandasi kasih dan mana yang dilakukan
dengan kepura-puraan. Dengan tindakan ini, guru sudah berhasil merebut hati
anak didiknya sehingga memudahkannya untuk menanamkan motivasi kepada mereka.
Cara kedua menyangkut sikap guru di dalam
kelas. Upaya seorang guru untuk membangun motivasi yang baik bagi anak didiknya
di luar kelas akan rusak jikalau sikapnya di hadapan mereka salah. Mungkin ia
memang mengasihi mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, sebagian besar pemberian
motivasi bergantung pada hubungan guru dengan murid dalam suasana belajar di
dalam kelas.
Menurut
Richards, penunjang lain untuk membangkitkan motivasi anak didik adalah sebagai
berikut :
1. Guru
harus mengetahui bahwa orang dapat belajar dengan baik sekali apabila
pelajarannya disusun menurut pola tertentu sehingga anak didik mengetahui apa
yang menjadi sasaran pelajarannya. Mereka pun dapat melihat kemajuan-kemajuan
yang harus diperoleh untuk mencapai sasaran itu.
2. Orang
dapat belajar dengan baik sekali apabila mereka dapat melihat hubungan antara
pelajaran itu dan dirinya sendiri.
3. Orang
dapat belajar dengan baik sekali jikalau merasa dapat menguasai isi
pelajarannya.
4. Orang
dapat belajar lebih baik jikalau melihat manfaatnya dalam kehidupan mereka.
Untuk menjadi seorang motivator, seorang guru
juga tidak terlepas dari perannya sebagai pengelola kelas. Dia harus memikirkan
dan merancang kegiatan di dalam kelas supaya menarik perhatian dan merangsang
anak didiknya untuk belajar. Untuk itu pula guru harus melihat diri dan anak
didiknya sebagai tim dalam belajar juga sebagai teman sekerja dalam belajar.
Strategi utama dalam membangkitkan motivasi
belajar pada dasarnya terletak pada guru atau pengajar itu sendiri. Menurut
McKeachie (1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model yang mampu
membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik
merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi.
Selain itu orang tua juga memilki peran yang
sangt penting bagi tumbuhnya motivasi anak-anak mereka. Sebagai catatan banyak
sekali orang tua yang berusaha membangkitkan motivasi anak dengan memberikan
hadiah dan menjadikannya sebagai patokan. Menurut Basti, dari sejumlah
penelitian menyebutkan bahwa pemberian hadiah memang berpengaruh pada
peningkatan prestasi anak dalam belajar. Namun ia memberikan catatan agar
orangtua jangan menjadikan hadiah sebagai patokan utama untuk meningkatkan
motivasi sebab bisa berdampak negatif dalam pola pikir dan sikap anak. Hadiah
ini bisa menjadikan anak lebih malas. “Pemberian hadiah memang dapat dilakukan
oleh orangtua terhadap anak, tapi jangan menjadikan hadiah sebagai hal utama,”
jelasnya.
Untuk menambah agar anak lebih termotivasi
belajar maka orangtua harus senantiasa meluangkan waktu walau semenit untuk
menemani anak belajar. Orangtua juga harus memberikan kesempatan pada anak
untuk bisa mengenal lingkungannya dan memberikan waktu bersosialisasi kepada
teman-teman.
Orangtua
juga harus memahami kondisi psikologis anak. Saat anak tidak ingin belajar maka
berikanlah kesempatan untuk bermain. Jangan menjadi orangtua yang memiliki
sikap otoriter, memaksakan keinginan agar anak mendapatkan prestasi di sekolah
dengan memberikan les privat. “Hindarkan menjadi orangtua yang otoriter. Dimana
seluruh keinginan Anda harus dilaksanakan oleh anak. Ini akan berdampak
kejenuhan dalam diri
0 komentar:
Posting Komentar