Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi
Pendidikan
Riky hambali samosir
161301100
resume 1
DEFENISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Defenisi Psikologi
Psikologi dalam istilah lama disebut ilmu
jiwa yang berasal dari kata Inggris psychology. Psychology secara etimologis
berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche” yang berarti jiwa, dan “logos”
berarti ilmu pengetahuan. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi
merupakan ilmu jiwa atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa. Jika
kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang dipelajari,
maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang
bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan
dengan objek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji
adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk gejala-gejala
perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian,
psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut
para ahli :
- Gleitman (1986), psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu, dan juga memahami cara makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
- William James (1842-1910), menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental.
- Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai “cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa”. Dalam ensiklopedia ini dibatasi pula bahwa gejala dan kegiatan jiwa tersebut meliputi respons organisme dan hubungannya dengan lingkungan.
Secara ringkas dapat kita tarik sebuah
kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan
membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini
meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian yang ada di sekitar
manusia.
Defenisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu
kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan
memberi latihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam bahasa Inggris, education atau
pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memeroleh pengetahuan
(McLeod, 1989). Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan
sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Defenisi Psikologi Pendidikan
Menurut
pendapat beberapa ahli :
- Barlow (1985), mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu Anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses mengajar-belajar secara lebih efektif. Tekanan definisi ini secara lahiriah hanya berkisar sekitar proses interaksi antarguru-siswa dalam kelas.
- Tardif (1987), mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
- Witherington dalam bukunya Educational Psychology terjemahan M.Buchori (1978) memberikan definisi psikologi pendidikan sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Sedangkan menurut Ensiklopedia America, pengertian psikologi
pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang
terlibat dengan penemuan-penemuan dan menerapkan prinsip-prinsip dan cara untuk
meningkatkan efisiensi di dalam pendidikan.
Dapat
disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam
penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam
masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pada dasarnya ilmu psikologi pendidikan
adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan
membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu
meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru),
dan tingkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi).
Inti persoalan psikologis dalam psikologi
pendidikan, tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak pada siswa.
Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi
siswa. Oleh karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan,
selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai aspek
psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar dan
proses mengajar-belajar.
Secara
garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi
pendidikan menjadi tiga macam, yaitu :
- Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
- Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
- Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Sementara
itu, Samuel Smith sebagaimana yang dikutip Suryabrata (1984), menetapkan 16
topik bahasan yang rinciannya sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan
(the science of educational psychology).
2. Hereditas atau karakteristik pembawaan
sejak lahir (heredity).
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical
structure).
4. Perkembangan siswa (growth).
5. Proses-proses tingkah laku (behavior
process).
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature
and scope of learning).
7. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar
(factors that condition learning).
8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws
and theories of learning).
9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar
dan batasan-batasan pengukuran / evaluasi (measurement : basic principles and
definitions).
10. Transfer belajar, meliputi mata pelajaran
(transfer of learning : subject matters).
11. Sudut-sudut pandang praktis mengenai
pengukuran (practical aspects of measurements).
12. Ilmu statistik dasar (element of statistics).
13. Kesehatan rohani (mental hygiene).
14. Pendidikan membentuk watak (character
education).
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran
sekolah menengah (psychology of secondary school subjects).
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran
sekolah dasar (psychology of elementary school subjects).
Keenam belas pokok bahasan diatas, konon
telah dikupas oleh hampir semua ahli yang telah diselidiki Smith, walaupun
porsi (jumlah bagian / jatah) yang diberikan dalam pengupasan tersebut tidak
sama. Karena psikologi
pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan penerapan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang
lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan.
Dari rangkaian pokok-pokok bahasan diatas,
tampak sangat jelas bahwa masalah belajar (learning) adalah masalah yang paling
sentral dan vital, (inti dan amat penting) dalam psikologi pendidikan. Dari
seluruh proses pendidikan kegiatan belajar siswa merupakan kegiatan yang paling
pokok. Hal ini bermakna bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak terpulang kepada proses belajar siswa baik ketika ia berada di dalam
kelas maupun diluar kelas.
Selanjutnya, walaupun masalah belajar
merupakan pokok bahasan sentral dan vital, tidak berarti masalah-masalah lain
tidak perlu dibahas oleh psikologi pendidikan. Masalah mengajar (teaching) dan
proses belajar mengajar (teaching-learning process) juga dibicarakan dengan
porsi yang cukup besar dan luas dalam psikologi pendidikan. Betapa pentingnya
masalah proses belajar mengajar tersebut, terbukti dengan banyaknya penelitian
yang dilakukan dan buku-buku psikologi pendidikan yang secara khusus membahas
masalah interaksi instruksional (hubungan bersifat pengajaran antara guru dan siswa).
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
- Pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya
Sebagai
manusia kita pasti mengenal istilah pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga
mengalaminya karena pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri makhluk hidup.
Namun tak jarang dari kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan
pertumbuhan itu sendiri. Banyak ahli yang mencoba memahami dan menafsirkan arti
pertumbuhan dan perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara
kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu
fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau
individu.
Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup
segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti
yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau
pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan
pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai
hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu
setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa
perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung
secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang
bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan
berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang
ditempuh oleh yang bersangkutan.
Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan
yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan
aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena
dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.Perkembangan juga bertalian dengan
beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar
(learning) serta latihan (training).
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan
munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian,
fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses
berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
- Psikologi anak
Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang
dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan
kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang
lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut
John Locke (dalam Gunarsa, 1986) anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka
terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Augustinus (dalam
Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi
anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai
kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak
lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan
yang bersifat memaksa.
Sobur (1988), mengartikan anak sebagai orang
yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa
dengan segala keterbatasan. Haditono (dalam Damayanti, 1992), berpendapat bahwa
anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat
bagi perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan
keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang penting
untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.
Pengertian anak juga mencakup masa anak itu
exist (ada). Hal ini untuk menghindari keracunan mengenai pengertian anak dalam
hubugannya dengan orang tua dan pengertian anak itu sendiri setelah menjadi
orang tua. Kasiram (1994), mengatakan anak adalah makhluk yang sedang dalam
taraf perkembangan yang mempunyai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang
kesemuannya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang
berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya.
Dalam proses perkembangan manusia, dijumpai
beberapa tahapan atau fase dalam perkembangan, antara fase yang satu dengan
fase yang lain selalu berhubungan dan mempengaruhi serta memiliki ciri-ciri
yang relatif sama pada setiap anak. Disamping itu juga perkembangan manusia
tersebut tidak terlepas dari proses pertumbuhan, keduanya akan selalu
berkaitan. Apabila pertumbuhan sel-sel otak anak semakin bertambah, maka
kemampuan intelektualnya juga akan berkembang. Proses perkembangan tersebut
tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik, melainkan juga pada perkembangan
psikis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa anak merupakan mahkluk sosial, yang membutuhkan pemeliharaan, kasih
sayang dan tempat bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan, pikiran,
kehendak tersendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan
sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangan pada
masa kanak-kanak (anak). Perkembangan pada suatu fase merupakan dasar bagi fase
selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar